Tuesday, June 3, 2014

Monday, June 2, 2014

Rough week, baby!

Hello, it's been a while since i wrote the last post!
Minggu lalu is kind of a rough week for me and my husband, padahal lagi pas enak-enak menikmati libur di bulan Mei 2014 yang selang-seling dalam seminggu.
Why? Karena kita berdua sibuk bolak-balik rumah sakit ngurus jagoan kita yang bahkan masih di dalem perut aja udah jago jadi PHP (baca: Pemberi Harapan Palsu) hihi..

Senin, 26 Mei 2014
Hari ini ditinggal suami ke pulau seberang (Pulau Harapan) karena ada job pre-wedding photo session dan istrinya terpaksa ditinggal karena lagi hamil besar huhu padahal mau banget kalo bisa ikut, lumayan selip-selipin liburan in the middle of working day kan. Seharian ini berjalan normal, sampai malemnya kira-kira jam 9 saya dilanda kebosanan dan pengen nonton DVD yang disetel langsung dari Hard Disk yang dicolok ke TV. Kebetulan, TV di kamar kami itu digantung di dinding, jadi memang butuh sedikit effort untuk naik ke atas kursi atau apapun untuk nyolokin HD-nya ke TV, apalagi dengan tinggi badan saya yang lumayan mini ini. Sebenernya emg tadinya mau minta tolong adik saya yang kebetulan lagi liburan ke Jakarta, tapi ah saya pikir saya bisa kerjain sendiri. Naiklah saya ke pinggiran tempat tidur dan satu kaki lagi bertumpu di pinggiran meja rias trs nyolokin kabel HD tapi sepersekian detik kemudian saya kehilangan keseimbangan. Spontan saaya langsung lompat ke area kosong di samping tempat tidur dan end up dengan menumpu badan 66kg pake satu kaki, well, saya pikir daripada saya jatoh ngejeblak ke belakang atau ke samping saya bisa kejeduk tempat tidur atau meja rias. Shock? Bingiiiits! Perut saya langsung keras sekeras-kerasnya (semacam kontraksi tanpa mules) dan bayi di dalam perut ga bergerak sama sekali selama kira-kira setengah jam sampai akhirnya dia bergerak sedikit lemah setelah saya panggil-panggil namanya selama setengah jam tadi. Dag-dig-dug, itu rasanya jadi setengah jam terlama saya huhu. Saya kemudian coba merelaksasi diri dengan melanjutkan niat saya nonton DVD. Di tengah2 menonton, saya kebelet pipis. Tapi setelah pipis yang pertama, ga ada jeda 15 menit saya pun kebelet lagi (padahal saya belum minum apapun) dan sampai di kamar mandi, pipis pun tidak bisa ditahan langsung keluar banyak banget, lebih banyak dari sebelumnya, warna bening bersih, dan tidak berbau pesing. Saya coba mencium underwear saya pun tidak ada bau pesing sama sekali. Saya pun kembali ke kamar dengan galau. Tidak sampai 15 menit kedua, saya pun kembali kebelet parah sampai saya tidak dapat menahan air yang keluar di perjalanan ke WC. Oke. Saya pun mulai merasa insecure, what if my water broke? Setelah itu memang sih tidak ada cairan yg keluar kembali, tapi berdasarkan saran dari beberapa teman, saya pun meniatkan untuk cek ke RS esok hari.

Selasa, 27 Mei 2014
Paginya, saya menanyakan perihal air ketuban ke mama saya. Beliau pun menyarankan untuk mengecek saja ke RS, namun hari ini adik saya pulang ke Surabaya dan diantarkan oleh papa dan mama saya. Daripada saya sendirian di rumah atau sendirian pergi ke RS, saya pun ikut mengantarkan adik saya dan mereschedule cek up ke RS di sore harinya. Dari airport pun saya ditemani mama dan papa pun langsung meluncur ke RS, sesampainya disana saya langsung mengutarakan maksud saya di bagian reception untuk cek ketuban dan langsung diboyong pake kursi roda (maluuu, sore itu RS Hermina Galaxy rame bgtt, kesannya lebay aja hehe tapi suster bilang justru harusnya kalo ada indikasi pecah ketuban didorongnya pake tempat tidur dorong yg di UGD itu, hhiiihh makin males hehe). Sampai di ruang observasi di lantai 2, saya langsung diminta untuk melepas underwear dan rebahan. Bidannya bilang "saya cek ketuban apa bukan ya bu, tapi karena di celana ibu tidak basah jadi saya cek dalem ya pake kertas lakmus ini". Jreng! Bayangin cek dalem yang menurut teman2 terdekat itu gak ngenakin langsung menyerang saya, karena saya belum pernah cek sama sekali selain USG TransV yang pernah saya lakukan di awal kehamilan dulu. Normalnya saja saya baru akan cek panggul di tanggal 2 Juni besok oleh dokter, jadi ya saya sama sekali ga ada bayangan seperti apa rasanya. "oke bu ini sedikit ga nyaman ya bu, yuk kakinya dibuka...." dan kedua jari tangan bidan pun mulai masuk..... @#$%^&]?[;<%!!!! Sambil meringis sambil dipegangin mama sambil zikir-zikir (oke lebay hehe) padahal sebenernya kalo dirasa-rasa sih gak sakit, cuma kurang nyaman aja selama 1-2 menit. Oh iya, kertas lakmus itu kertas buat ngetes apakah cairan tersebut cairan ketuban atau bukan, kertas tsb warna aslinya pink dan akan berubah menjadi biru apabila basah terkena air ketuban. Hasil dari observasi menggunakan kertas lakmus pun negatif, itu bukan cairan ketuban, namun bidan menemukan hal lain yaitu sudah terdapat pembukaan 1-sempit di mulut rahim saya. Denger itu rasanya seneng, takut, excited, campur aduk lah karena mikir sebentar lagi bakal ketemu jagoan saya nih.. Saya pun langsung memberitahu suami saya yang sedang dalam perjalanan ke RS, dari reaksinya sih dia juga campur aduk rasanya. Bidan pun melakukan CTG (CardioTocoGraphy); alat yang digunakan untuk merekam detak jantung dan pergerakan janin serta kontraksi pada rahim. Lumayan deg-deg an karena ini kali pertama saya melakukan CTG, gatau apa yang bakal dirasain, sakit apa gak seperti halnya cek dalem sebelumnya. Sementara saya sedang deg-degan itu, mama pun asik foto2 dari berbagai angle untuk mengabadikan moment tersebut dan mau di upload di Facebook, huff susah ya emak-emak yang ttp pengen eksiss! hihi..
CTG & Cek dalem pertama kali
Tidak berapa lama, suami pun datang dan hasil CTG pun sudah selesai dilaporkan ke Dr. Wulandari by phone and mail. Dokter menyarankan saya untuk pulang, cairan yang keluar membanjiri underwear saya sebelumnya juga dianggap cairan keputihan yang jenisnya bening dan tidak berbahaya untuk janin saat itu, dan bidan pun meminta kami kembali lagi jika memang setelahnya terdapat keluhan apapun. Bidan pun sempat mengatakan kalau untuk proses naik pembukaan pada anak pertama bisa lebih dari seminggu karena rahim ibunya belum pernah mengalami proses ini sebelumnya. Okay mbak bidan, noted!

Kamis, 29 Mei 2014
Karena sudah "divonis" terdapat pembukaan, saya dan suami pun insecure jagoan ini akan lahir sewaktu-waktu. Karena itu kita memutuskan untuk segera melakukan maternity photoshoot kami di pagi ini, sebelumnya memang sudah dijadwalkan pada akhir minggu ini sebenernya. Hari ini pun berjalan normal seperti biasa, bahkan kami sempat mengunjungi acara akikah dan nonton X-Men di bioskop (suami saya insecure ga akan bisa nonton berduaan lagi dalam waktu dekat karena bakal direpotin jagain bayi si jagoan kami hehe).

Jum'at, 30 Mei 2014
Hari ini juga berjalan seperti biasa, mulas yang dirasakan juga tidak seberapa dan saya pun mesti bener-bener ngerasa-rasa-in supaya terasa mulas. Nah loh bingung kan sama kata-katanya? hehe yaa pokonya gitu deh, masalah mulas-mulas masih aman. Sampai malamnya kira-kira jam 11, saya dan suami dikagetkan dengan air yang muncrat dari tubuh saya ke kasur dengan jumlah yang lumayan banyak. Awalnya kami pikir itu ompol, tapi sama sekali ga berbau pesing. Terpikir keputihan, tapi tidak berlendir. Kami pun langsung berpikir itu ketuban dan langsung menelfon RS untuk berbicara dengan bidan yang bertugas. Setelah dijelaskan ciri-ciri ketuban yang rembes/bocor, bidan meminta kami untuk mengobservasi sendiri selama sejam ke depan, apabila ada cairan yang tidak berhenti mengalir kami diminta untuk langsung datang ke RS. Memang sih selama saya menelpon bidan tidak ada cairan lagi yang keluar dari bawah sana, tapi setelah saya tutup telp saya merasakan keinginan untuk pipis yang kuat namun kali ini benar-benar rasanya tidak dapat ditahan sampai tempat tidur yang saya duduki pun kembali basah di bagian yang lain. Suami saya pun menyaksikan sendiri dan langsung bergegas siap-siap ke RS karena berpikir itu adalah ketuban karena saya tidak bisa menahan cairan tersebut dan jumlahnya lumayan banyak. Saya yang tadinya mengantuk langsung melek semelek-meleknya, suami saya pun langsung seger dan menyiap-nyiapkan segala sesuatunya untuk dibawa ke RS, untungnya koper persiapan melahirkan pun sudah siap digeret untuk dibawa. The funny part is saya masih woles-woles aja, tapi suami saya yang sok-sok kelihatan tidak panik  dengan ngomong "sayang, jangan panik ya jangan panik" tapi dengan nada panik. Selama nyetir ke RS pun terlihat panik tapi ditahan-tahan hihi lucu banget sih suamikk.. Sesampainya di RS, saya pun kembali diboyong kursi roda menuju ruang observasi yang sama, di tempat tidur yang sama, dan dilakukan proses yang sama pula, cek dalem dan CTG. Hasil cek dalem cairan tersebut bukan ketuban, hasil CTG bagus namun kontraksi mulai banyak, kemudian dilaporkan ke Dr. Wulandari. Akan tetapi kali ini saya tidak dipulangkan melainkan diminta untuk di observasi selama 6 jam, which is saya harus menginap di ruang observasi sampai keesokan paginya just in case ketuban sebenarnya benar-benar rembes/pecah, ada naik pembukaan, atau kontraksi yang semakin sering. Bidan pun kemudian memberikan piyama tidur dari RS supaya lebih nyaman untuk tidur. Okey, alhamdulillah saya ditemani suami yang sabar dan siaga walaupun saya tau suami saya tidak benar-benar bisa tidur malam itu karena kursi tunggu yang tidak memadai (kursi besi lipat yang ada mejanya yang biasanya dibuat ujian, huff..) dan dinginnya ruangan tersebut (suami cuma pake celana pendek dan memang alas kaki harus dilepas sewaktu masuk ke ruangan observasi). Thanks for being patient, hubby.. :)
Tidur-tidur tak nyenyak
Sabtu, 31 Mei 2014
Semaleman tidur di ruang observasi bikin badan saya dan suami capeeek bgt karena selain yaa gak bisa PW  karena bukan kasur sendiri, kami berdua pun kepikiran banget sama kondisi jagoan kami ini. Pagi itu dilakukan CTG dan cek dalam kembali setelah sarapan, hasilnya pun masih sama di pembukaan 1, kontraksi sudah mulai teratur di 10 menit sekali, namun karena memang tidak ada kenaikan pembukaan dan cairan-cairan yang keluar kembali kami pun dirujuk untuk pulang saja.
CTG pagi hari (abaikan muka bengep saya ya huhu)
Saya dan suami pun pulang untuk beristirahat membayar capeknya semaleman kurang tidur di RS, just in case malam2 selanjutnya kami harus bergadang kembali krn sang jagoan yang sedang bersiap meluncur ke dunia. Sorenya, atas saran beberapa teman dekat dan orangtua, kami memutuskan untuk mencari 2nd opinion di RS berbeda dan memang ingin bertemu obgyn langsung untuk dilakukan USG dan mengecek volume air ketuban di dalam rahim saya (selama di observasi semaleman di RS yang pertama tidak dilakukan USG karena memang hanya obgyn yang bisa melakukan USG dan memang subuh-subuh begitu ya tidak ada obgyn yang standby di RS sih..). Proses yang dilakukan pun serupa, tapi kali ini hanya USG, CTG, tanpa cek dalem (YAY!). Hasil USG alhamdulillah volume ketuban melebihi batas normal (13 dari 10), bayinya sehat tanpa lilitan, tapi ternyata jagoan kami belum masuk ke rongga panggul saya huhu, masih asik berenang muter2 kayanya, hasil CTG juga memperlihatkan turunnya ritme kontraksi, dalam 25 menit hanya terjadi 2x kontraksi, tidak seperti paginya yang 10 menit sekali. But for whatever it is, yang penting jagoan kami sehat, tidak kekurangan air ketuban, dan kami pun menjadi lebih aware untuk ngebujuk si jagoan buat masuk ke rongga panggul dengan harapan mempercepat terjadinya kenaikan pembukaan jalan lahir.


See? it's been a rough week for us! Bolak-balik RS, bayar ini-itu yang cukup banyak menguras kocek dalam seminggu (alhamdulillah ditanggung kantor, tapi walapun begitu tetap ada jeda waktu yang lumayan untuk proses reimbursement tersebut huhu). Dan sampai sekarang, belum ada seorang pun yang bisa mengidentifikasi secara pasti akan cairan yang menyembur banyak dari tubuh saya pada Jumat malam tersebut huhu. Saat ini, kami sekeluarga terutama saya dan suami benar-benar lagi dalam posisi siaga paling tinggi, walaupun due date-nya masih 2 minggu dari sekarang (14 Juni 2014) dan benar-benar deh rasanya tidak sabar menyambut jagoan kami yang sebentar lagi akan launching ke dunia. Bismillahirrahmanirrahim! :)

Friday, May 9, 2014

SPD, Symphisis Pubic Dysfunction

Menjalani kehamilan di trimester ketiga ini memang bukanlah hal yang mudah. Berbagai pregnancy symptoms yang dialami memang terasa jauh lebih berat jika dibandingkan dengan di trimester sebelumnya, mungkin karena faktor baby bump yang membesar juga ya. Salah satu hal yang muncul dan sangat saya keluhkan adalah rasa nyeri / ngilu di bagian bawah perut sekitar selangkangan / rahim yang muncul ketika saya menggerakkan kaki, berubah posisi dari duduk ke berdiri, naik-turun tempat tidur, naik-turun tangga, berjalan, naik-turun mobil, bahkan ketika memakai sarung untuk shalat atau celana dalam.

Saat konsultasi bulanan pun saya sempat mengeluhkan mengenai hal ini, namun baik obgyn kami, Dr. Wulandari, dan bidan di RS pun menjawab bahwa hal tersebut normal dan alami dirasakan oleh setiap ibu hamil di kehamilan trimester akhir karena pengaruh bayi yang membesar dan mulai menekan ke bawah. Namun, jauh di dalam lubuk hati saya kurang dapat menerima jawaban tersebut begitu saja. Walhasil saya pun mulai bertanya-tanya mengenai pengalaman teman-teman lain dan juga melakukan "research" dari Om Google. 

Jawaban yang diberikan Om Google pun kurang lebih sama dengan jawaban dokter dan bidan yang saya sudah tanyakan sebelumnya. Tetapi, suatu hari ada seorang teman yang meng-share satu artikel dari sebuah forum dan saya yakin inilah jawabannya. SPD, Symphisis Pubic Dysfunction.
Symphysis Pubis Dysfunction (SPD) is a condition that causes excessive movement of the pubic symphysis either anterior or lateral, as well as associated pain, possibly because of a misalignment of the pelvis. (Source: Wikipedia)
 
Semakin dekat dengan HPL, hormon relaksin akan bekerja untuk memudahkan proses melahirkan, membuat ligamen menjadi rileks dan mudah regang. Ada satu kondisi dimana hormon dalam tubuh bekerja secara abnormal atau dalam hal ini terlalu giat bekerja sehingga menyebabkan ligamen di sekitar tulang pelvis terlalu rileks serta regang sebelum waktunya. Kondisi ini yang menyebabkan sendi pelvis berada dalam kondisi yang tidak stabil dan menimbulkan rasa nyeri dan ngilu di sekitar tulang selangkangan tersebut. Pelepasan homon tersebut jumlahnya maksimal pada usia kehamilan 38-42 minggu

Terdapat beberapa alternatif solusi untuk mengurangi keluhan dari SPD tersebut, diantaranya:
- Tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan.
- Hindari berdiri, berjalan dan jongkok terlalu lama.
- Tidak membawa / mengangkat atau mendorong barang yang berat.
- Duduk ketika melakukan pekerjaan yang membutuhkan waktu lama.
- Tekuk lutut dan rapatkan kedua kaki ketika hendak naik dan turun dari tempat tidur.
- Tidak terlalu banyak naik-turun tangga.
- Duduk di saat memakai celana atau sepatu.
- Memakai "maternity support belt" untuk membantu menyokong baby bump.

SPD dapat terjadi setiap saat selama kehamilan (di sekitar pertengahan usia kehamilan seperti saya) atau setelah melahirkan. Katanya sih, kebanyakan wanita membaik setelah bayi mereka lahir, meskipun beberapa masih memiliki rasa sakit ketika bayi mereka berusia setahun. Beberapa menyarankan untuk melanjutkan usaha penyembuhan dengan fisioterapi setelah melahirkan karena telah ditemukan di beberapa mantan penderita yang merasakan nyeri berulang setiap bulan tepat sebelum datang bulan. Hal ini disebabkan oleh kerja hormon yang memiliki efek mirip dengan hormon relaxin kehamilan. Satu hal yang membuat saya kurang nyaman dari sekarang adalah jika sebelumnya seorang wanita telah mengalami SPD sewatu kehamilan pertamanya, kemungkinan besar rasa ngilu / nyeri dari SPD tersebut akan terulang kembali di kehamilan-kehamilan berikutnya. Tapi bagaimanapun itu saya tetap mencoba ikhlas dan pasrah, rasa sakit yang dialami tidak sebanding dengan rasa syukur yang saya rasakan dalam menyambut kelahiran buah hati kami yang inshaa Allah akan hadir di tengah-tengah kami pertengahan Juni ini. We just can't wait to meet you, dear our handsome baby boy! :)

Wednesday, April 23, 2014

32 Weeks Pregnant

April 20th, 2014 ; our 32 weeks of pregnancy

You're growing my dear and mommy's already gaining about 12-kilos since the first examination (wow, that's a lot). My sleeping time is getting difficult. Sometimes the only way I can get any comfort is to lie with my back to my husband as he cradles my body to support me with having a chat with the baby inside. Other ways to get comfort is to put a pillow to support my bump while I sleep with my left-side position and that would be the the best help. Mommy got several pregnancy symtomps all over again like the first trimester of pregnancy such as flatulence, bloating, constipation (most of the time), dizziness, hemorrhoids, leg cramps, itchy abdomen and sensitive breasts and nipples. But for whatever it is, I'm willing to feel any kind of disturbing-symtomps for you my dear, as long as you keep healthy inside my belly until the day we meet each other and gather as one little family with daddy. We love you.

Friday, April 18, 2014

Ultrasonography 4-Dimension

Say 'Yay' karena akhirnya Obgyn kami, Dr. Wulandari Eka,Sp.OG, merujuk untuk dilakukan USG 4D. Ada beberapa alternatif rekomendasi untuk USG 4D ini dari teman-teman juga forum ibu-ibu di internet, tapi akhirnya kami memutuskan untuk USG tetap di RS Hermina, hanya saja kali ini kami dirujuk ke RS Hermina Bekasi Barat (lebih dekat rumah sih hehe). Tebakan saya dan suami sih mungkin karena di RS Hermina Galaxy tempat kami rutin kontrol belum ada dokter ahli fetomaternal berikut fasilitas USG 4D-nya karena RS ini termasuk baru.

2 minggu berlalu dan saya pun baru teringat untuk membuat appointment dengan Dr. Yuditya Purwosunu, Sp.OG yang dirujuk oleh obgyn kami sebagai ahli USG fetomaternal tersebut. Setelah saya kroscek dengan pihak RS, jadwal Dr. Yuditia ada di hari Rabu dan Jum'at. Saya memang baru ingat untuk membuat janji di hari Selasa sore, jadi saya dianjurkan untuk datang keesokannya karena kebetulan hari Jum'at-nya beliau libur mengikuti tanggalan merah. Nah, karena belum pengalaman dengan beliau, kami pun mendapatkan nomer antrian ke-21. Memang sih sebelumnya suster sudah menginformasikan kalau pemanggilan berdasarkan nomer pendaftaran waktu kedatangan, saya dan suami pun sudah berusaha pulang lebih awal di hari itu tapi apa daya traffic tidak mendukung dan kamipun baru sampai di RS pukul 7 malam dan mendapat antrian ke-26 atau sebut saja ternyata kami berada di antrian terakhir! Belum sampai disitu saja, di pintu kamar dokter pun ditempelkan bahwa USG 4D dilakukan 30-45 menit per pasien dan saat itu sudah menjelang pukul 7.30pm dengan antrian no. ke-15..sementara kami di antrian ke-26... Hopeless, tapi yaudalah daripada harus bolak balik RS-rumah-RS jadi kami pun memutuskan untuk menunggu, untungnya tempat menunggu di RS Hermina cabang Bekasi Barat ini lebih pe-we dibandingkan Hermina Galaxy dan selama menunggu pun saya selalu mengajak Abay ngobrol seperti yang dilakukan suami saya juga di hari-hari sebelumnya. "Nak, besok/nanti kita mau USG 4dimensi sama Om Dokter, nanti di inget-inget yah tangannya digeser atau dilipet aja di dada kamu biar manda sm panda bisa liat muka kamu dgn jelas.. Inget-inget juga kakinya dibuka yang lebar ya nak, biar jenis kelamin kamu jg bisa keliatan lebih jelas. Inget-inget ya anak pinter kesayangan manda panda..."

Tick..Tock..Tick..Tock.. Antrian demi antrian pun terlewati dan alhamdulillah ada beberapa nama yang dipanggil tidak ada fisiknya jadi semakin cepat pula penantian kami sampai akhirnya kami pun dipanggil masuk. Enaknya disini saya bisa melihat proses USG lewat flat screen di hadapan saya, jadi saya ga perlu capek-capek nengok ke kanan menghadap ke layar kecil alat USG. Awalnya Pak Dokter selalu bergumam karena posisi si Abay yang terlalu menyamping sehingga bagian muka sulit diidentifikasi secara jelas. Saya pun sebenernya udah pasrah kalau memang gak berhasil melihat muka Abay dengan jelas, tapi Dr. Yuditya pun sabar dengan mengecek bagian-bagian lain lalu kembali ke bagian muka, begitu seterusnya sampai sekitar 3x. Saya pun berinisiatif ngajak ngobrol si Abay, "yuk dek mukanya dikesampingin dikit, tangannya juga digeser, manda sm om dokter gak bisa liat jelas kamu nih", dan begitu alat USG ke bagian muka, abay pun memalingkan wajahnya sehingga terlihat jelas di layar. Alhamdulillah dan spontan saya langsung bereaksi "Iiiih lucu banget mirip bapaknyaaaa"..hihi. Berulang kali saya ajak ngobrol si abay agar tetap berada di posisi yang jelas. Saya lalu iseng berujar "Nak, nguap dong sayang biar videonya lucu.. Dok, tungguin sampe dia nguap yah" lalu dokter pun hanya menggumam lalu langsung semangat "eh eh bu, nih nih dedeknya nguap..." Spontan seisi ruangan itupun (suami, Dr. Yuditya, mami mertua dan suster) kegirangan memuji si abay yang pinter ngedengerin permintaan manda, Subhanallah, Nak :)

Alhamdulillah, semua organ berfungsi dengan baik. Tidak ada masalah dengan air ketuban, lilitan tali pusar, heart beat, jumlah jari-jemari, bahkan posisi bayi juga sudah bagus (walaupun masih sangat mungkin si Abay untuk muter berubah posisi sampai sudah matang usia kandungannya). Mengenai kemiripan Abay pada hasil USG masih rancu, sekilas mirip bapaknya, pipinya tembem, bibirnya tebel, tapi hidungnya seperti opungnya yang besar, tapi kok mancung ya mirip siapa? hehe. Yah apapun itu yang penting Abay dinyatakan sehat dengan berat 1600gr di usia kehamilan mamanya yang ke 31minggu dan jenis kelamin pun sudah jelas sekali terlihat. Alhamdulillah.

Hasil USG hari itu pun lumayan banyak, ada 11 foto yang di print dan ditempel di dalam map + CD yang berisi foto & video. Tapi saya lumayan kecewa sebenernya karena moment dimana si Abay nguap dengan lucunya itu tidak terekam sehingga tidak terlampir di dalam CD. Jadi saya harus ikhlas dan puas dengan hasil-hasil lain yang diberikan, toh suami jg bilang yang penting anaknya sehat dan sebentar lagi juga ketemu langsung tanpa lewat video (walaupun sebelumnya saya sempet mewek dan ngajak suami untuk USG 4D lagi di lain tempat hehe). Untuk total biaya yang dikeluarkan sesuai dengan estimasi kami sebelumnya, Rp 1,069,000, untuk USG 4D nya sendiri cukup terbilang standar Rp 712,000 sedangkan sisanya dibebankan untuk biaya konsultasi dokter dan print-an hasil USGnya itu sendiri. Untuk lamanya penantian dilakukannya USG 4D ini dengan antrian panjang selepas pulang bekerja dan biaya yang dikeluarkan pun rasanya it's all worth it!

See you very soon our dear baby boy.
Stay strong and healthy inside mom's belly until The-Day
We're already missing you so much more than you know.. :)


Tuesday, April 15, 2014

Newborn-Baby Stuff

Karena 1 dan lain hal, terutama masalah waktu, banyak postingan di blog ini yang teronggok di draft dan di posting gak berurutan.. Yah harap maklum lah yaa, mood curhatnya gak setiap saat dateng pas di kantor atau di jalan pergi/pulang kantor atau bahkan pas pulang kerja/pas weekend yang bawaannya cuma pengen leyeh-leyeh doang hehe..

Kali ini saya mau share tentang salah satu hal yang saya rasa paling menyenangkan (selain buat frustasi juga hehe) sepanjang saya jadi bumil, yaituuu belanja perlengkapan newborn-baby yang emang harus dipersiapkan dan sebaiknya mulai dicicil dari jauh-jauh hari. Kalau saya dan suami mulai "berani" beli-beli pas umur kehamilan saya masuk ke bulan ke 7 atau 28 minggu. Maklum, saya dan suami cuma mencoba mengikuti nasihat orangtua yang katanya pamali buat belanja-belanja sebelum masuk 7 bulan-an, padahal menurut saya itu sebenernya sangat jauh lebih memudahkan calon orangtua dari segi perekonomiannya (yah, kecuali buat yang tidak bermasalah dengan hal itu ya hehe). Saya dan suami, terutama saya sih, sebenernya sampai hari ini pun (31w pregnancy) tetep masih ngerasa insecure untuk beli ini-itu, walaupun kenyataannya lebih dari 50% baik kebutuhan persiapan kelahiran maupun setelah lahir sudah dibelanjakan hehe. Selain karena kehamilan saya yang makin besar ini berefek ke nyeri bagian rahim, terutama saat terlalu banyak jalan atau berganti posisi, yah harap dimaklumi juga karena perihal shopping kan tetep balik ke kodrat wanita yang emang sebagian besar doyan belanja (online shopping atau langsung ke TKP) hehe..

Berbekal "Baby Stuff List" yang telah dibuat sebelumnya, baik masukan dari teman maupun googling pengalaman ibu-ibu sebelumnya, saya pun dan suami memulai hunting (dan sekaligus shopping) barang-barang tersebut. Edisi pertama belanja, awalnya kami memutuskan untuk pergi ke ITC Mangga Dua karena memang disana lebih banyak pilihan, tapi kami pun langsung menuju ke toko Chubby Baby Shop di Lt.1 Blok A47-48 karena sebelumnya saya sudah memantau online shop dari toko tersebut di Instagram (@chubbyshop). Barang-barangnya lengkap, harganya pun cukup bersaing, dan yang paling dirasa penting adalah cici-cici penjualnya ngerti banget barang yang dijual sampai tau kapan barang tersebut launchingnya hehe. Di sini ga cuma jual perlengkapan bayi yang kecil-kecil tapi lengkap sampai ke baby box dan stroller yang beberapa di display di samping toko. Tapi, tidak semuanya kami belanjakan hari itu karena kami memang niatnya "nyicil" mengingat budget yang cukup besar untuk investasi perlengkapan bayi ini hehe.

Tapi gak sampai sebulan berikutnya, rasanya tangan tuh udah gatel browsing2 online shop di website, facebook, instagram, maupun melipir2 ke baby shop terdekat untuk memenuhi checklist yang lainnya. Sempet beli Clodi-clodian juga lewat instagram (berhubung di babyshop jarang yang jual dan sesuai keinginan) sampai akhirnya jiwa "itung-itungan" ala emak-emak pun muncul dan merasa lebih mahal lewat online shop (plus ongkos kirim), akhirnya misi edisi kedua belanja yang seharusnya dilaksanakan akhir bulan pun kemudian dijalankan 2 minggu setelah edisi pertama hoho. Kali ini kami berdua mencoba baby shop yang banyak direkomendasikan oleh teman-teman, Fany Baby di Lt. 4 ITC Ambasador, Kuningan. Disini mereka punya 2 toko yang berbeda blok, tapi sama besarnya dengan Chubby Shop di ITC Mangga Dua. Setelah kami compare, harga di babyshop ini lumayan lebih murah, yaa walaupun ga ada cici-cici penjual yang bisa jelasin ini-itu dengan sejelas-jelasnya, toh buat emak-emak mah yang penting harga kan?hehe. Di toko ini juga jual baby box sama stroller, bedanya ya gak semuanya didisplay di tokonya (liat di gudangnya). Selain Fany Baby, ada juga Jungle Baby dan Ocha Baby Shop yang direkomendasikan baik dari teman-teman maupun hasil review ibu-ibu di forum, tapi sejauh ini sih Fany Baby yang masih jadi primadona buat saya dan suami.

Overall sih sebenernya dari babyshop yang ada, harganya ya beda-beda tipis. So, mau online ataupun langsung ke TKP, sebaiknya udah cek-cek harga antar babyshop. Beda harga 1,000 - 2,000 aja berarti banget kan buat emak-emak?! (ngaku hayoh!hehe) Yaa, demi menekan budget buat keperluan lain yang besar-besar amountnya ga ada salahnya kan? Yah anggep aja sekalian jadi olahraga buat bumil-bumil yang kurang olahraga seperti saya hehe (olahraga nya mahal, ngabisin duit suaminya hehe).. Shopping for the baby-needs is fun, exciting, and relaxing, yet it could be frustrating when it comes to the budget. So do the "smart shopping", mommies!

Berikut saya share checklist yang jadi pedoman saya belanja kemarin, kurang-lebihnya bisa disesuaikan lagi dengan perkiraan kebutuhan dan budget masing-masing. Bisa juga dipilah-pilah sesuai dengan urgensinya. Enjoy. :)


Thursday, April 10, 2014

23 weeks & Babymoon

"A babymoon is a vacation taken by a couple that is expecting a baby either soon before, or soon after, the birth of their baby, ..., in order to allow the couple to enjoy a final trip together before the baby is born." -Wikipedia
Trimester kedua, masa kehamilan antara minggu ke-13 sampai ke-27 yang sering disebut-sebut sebagai ‘periode bulan madu’ untuk alasan yang sangat menyenangkan karena pada umumnya the morning or everytime-sickness like mual-mual dan migrain sudah jauh berkurang, emosi lebih stabil, janin sudah lebih kuat, minim potensi persalinan sebelum waktunya dan (katanya sih) gairah seks juga kembali normal. Nah di pertengahan masa emas ini lah, yaa kira-kira di minggu ke 23, kami pun memutuskan untuk pergi babymoon berduaan. Sebelumnya, kami memang merencanakan untuk sekedar pergi berlibur dengan membawa serta adik-adik kami (biar suami ga kerepotan ngurusin bumil sendirian hehe) ke Phuket, Thailand, tapi sayangnya saat tiket sudah mau di booked, nominalnya pun berubah lumayan jauh di tanggal-tanggal available kami, sehingga adik-adik kami pun mengurungkan niatnya untuk ikut berlibur.

Setelah konsultasi / check up ke dokter dan dibekali surat izin terbang dari beliau, seminggu setelah kami mengadakan pengajian 4 bulanan dan melewati drama sakit-sakitnya si suami, kami pun berangkat naik budget airlines yang harganya gak budget-budget amat itu, well yaa you guys know lah.. Sebelumnya kami memang udah 2x liburan bareng ke Bali, tapi baru kali ini kami menjamah pulau di luar Bali yang masih 1 propinsi dengan Bali itu, ya, di Nusa Ceningan.

Persiapan demi persiapan (baca blog-blog travel di google) pun sudah kami siapkan sebelumnya karena kami memang sama sekali asing dengan pulau ini, dan yaa isunya sih pulau ini lebih ndeso dari Gili Trawangan, Lombok yang memang banyak di develop oleh pengusaha asing. Lumayan bikin deg-deg seur sih begitu baca untuk menjamah pulau ini dengan lebih cepat (kira-kira 30 menit; much more pricey than the public boat) harus dengan fast boat yang bertenaga kuda dari pelabuhan di Sanur. Kebayang aja sih si abay (AdekBAYi; panggilan sayang buat si calon baby) kegoncang-goncang di dalem perut selama setengah jam di atas kapal, euggh. Nah, si fast boat ini berlabuhnya di Nusa Lembongan, sedangkan untuk mencapai hotel kami di Nusa Ceningan kami perlu naik motor lagi (yaa karena motor adalah 99% kendaraan bermotor di pulau ini, selain karena memang jalan di pulau nya kecil) dengan jarak tempuh kira-kira 15 menit include dengan menyebrang di jembatan penghubung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Selain itu, hal yang bikin insecure lainnya adalah kondisi jalan yang tidak beraspal alias jalan desa yang berbatu-batu di Nusa Ceningan, jauh berbeda dengan Nusa Lembongan yang kondisi jalannya sudah lebih manusiawi untuk dilaluin kendaraan bermotor.

Alhamdulillah sesampainya di hotel yang mistis jalannya (karena kita masih buta bgt daerah situ pada awalnya), semua kesel-kesel, kepanasan, plus capek di jalan naik motor dengan menahan badan yang lagi hamil 23 minggu pun buyar dan terbayar sudah! Well.. the concept is as long as you go with your loved ones (including the baby inside), it doesn't even that matters. Besides, after we spend day by day in Nusa Ceningan and Nusa Lembongan and exploring both of the island (and took some maternity shot hehe), IT'S ALL WORTH IT! Thankyou dear hubby for make this happened for (the three of) us :)

 
 
 
 



Friday, April 4, 2014

Perkiraan Biaya Persalinan 2014

Sebenernya sebelum tulisan ini, udah banyak postingan-postingan yang tertunda dan hanya teronggok di dalem folder "draft" karena belum punya waktu lebih untuk ngedit foto-foto nya hehe. Tapi gapapa deh, i'll keep you updated later about it. Kali ini saya mau sekedar sharing aja mengenai info persalinan di RS Hermina Galaxy, calon tempat melahirkan anak pertama kami nantinya.

Hari ini usia kandungan kami memasuki 30 minggu dan kami bahkan belum membahas lebih lanjut mengenai persalinan nantinya, rasanya terlalu menggampangkan mengingat biaya persalinan kami yang di cover oleh kantor. Baru sibuk melakukan pergerakan sana-sini untuk mencari info ke kantor masing-masing mengenai asuransi karena suami ada rencana mau move out dari kantor yang sekarang, yah walaupun belum pasti tapi kan kita tetep harus berencana, toh? hehe. Kalau dipikir-pikir sih disayangkan juga kalau suami harus move out sebelum babynya lahir, karena asuransi dari kantor beliau mengcover 100% biaya persalinan, ya of course di kelas tertentu sih, tp kan tetep aja lumayan bangeeet dibandingkan dengan asuransi (ya lebih tepatnya jaminan kelahiran sistem reimburse) dari kantor saya yang "cuma" mengcover 90% biaya persalinan karyawannya.

Maafin ketidakpuas-an saya ya yang menambahkan kata "cuma" di kalimat saya sebelumnya. Setelah dipikir ulang emang harga melahirkan itu luar biasa banget gilanya! Saya yang sebelumnya menggampangkan poses persalinan (dulu maunya ceasar aja biar gampang dan ga sakit), tapi sekarang saya jadi sangat pro normal begitu tahu harga persalinan secara c-section atau operasi ceasar itu harganya luar biasa menguras kocek dan efek persalinannya yang lebih lama daripada melahirkan secara normal. Meskipun yaa Wallahu a'lam nantinya bagaimana tapi saya tetap penuh pengharapan kalo nanti inshaaAllah bisa melahirkan anak pertama kami secara normal.

Diluar kalimat-kalimat ketidakpuasan saya sebelumnya, saya sebenarnya merasa bersyukur banget walaupun biaya persalinan saya "cuma" di cover 90% dibanding tidak sama sekali dan harus mengeluarkan dari kocek kami sendiri (baca: tabungan investasi tempat tinggal). Walaupun harapannya normal, tapi kami juga harus berpikir untuk kemungkinan-kemungkinan ter-"mahal"nya. Berikut perkiraan harga persalinan di RS Hermina Galaxy, saya attach juga perkiraan harganya untuk RS Hermina Bogor dan Pasteur (thanks to Cacan & Raisa for the estimated price info) sebagai pembanding untuk bumil-bumil sekalian ya..

Estimasi Biaya Melahirkan RS Hermina Galaxy, Bekasi
Estimasi Biaya Melahirkan RS Hermina Pasteur, Bandung
Estimasi Biaya Melahirkan RS Hermina Bogor (c-section only)

Fyi aja sih, estimasi biaya-biaya diatas ini belum termasuk biaya-biaya tambahan seperti visit dokter, obat, laboratorium, paramedis, vakum, induksi, dan tindakan lainnya yang mungkin nantinya diperlukan sewatu persalinan. Untik info mengenai penampakan masing-masing kamar dan fasilitas-fasilitas yang didapatkan bisa langsung cek ke websitenya ya.

Kami akhirnya registrasi untuk di kamar kelas 1 terlebih dahulu. Yah, pengennya sih di kelas VIP tapi  berhubung kami belum tau kondisi kandungan nantinya pas jelang persalinan jadi ya kami pilih di kelas 1 saja dulu, itupun sudah terhitung upgrade kelas dari yang ditanggung oleh asuransi atau perusahaan. Untuk registrasi ini, kami mendapatkan beberapa benefit yang cukup lumayan (karena kursus-kursus seperti ini tidak bisa di claim ke kantor hehe), diantaranya:
1. Free 2x senam hamil
2. Free 2x kursus prenatal
3. Free 2x konsultasi laktasi (before and after birth)
4. Discount 15% pemeriksaan laboratorium di trisemester III
5. Free 1x senam nifas
6. Free 2x kursus pijat bayi (sampai dengan usia 3 bulan)
7. Free 1x massage payudara

Well, seandainya aja melahirkan itu murah, ditanggung pemerintah, atau ada tuh yang namanya musim hujan duit, atau kali aja ada yang jual bibit pohon duit? haha ngarep.com sih ini di siang bolong! Pusing ya liat angkanya tapi ya gimana lagi namanya buat anak (apalagi anak pertama) apapun pasti akan diusahakan mati-matian oleh orangtuanya kan? Bismillah for the best and keep on believing kalo yang namanya anak pasti membawa rejekinya masing-masing. Semangaaat dan semoga bermanfaat! :)



Thursday, March 20, 2014

Music and Baby

Pada trimester kedua katanya sih janin mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dari segi ukuran maupun kemampuan. Kalau dari segi ukuran, i'll post it here to prove kalau emang perkembangan ukuan janin itu cepet banget. Selain itu, dari yang saya udah baca dan dengar, salah satu kemampuan penting yang mulai berkembang pada trimester ini adalah kemampuan pendengaran, dimana mulai saat ini pendengaran tersebut berperan penting dalam komunikasi antara janin dan dunia luar. Ia pun akan memberikan reaksi terhadap suara-suara, terutama suara ibu dan mulai bisa mengenali suara ayahnya. Ibu pun bisa merasakan reaksinya dalam bentuk gerakan-gerakan janin di dalam kandungan. Sehubungan dengan itu, orang mulai menghubungkan janin dengan musik, guna mencerdaskan otak janin. Akan tetapi, belum ada penelitian yang benar-benar bisa membuktikan kalau musik, terutama musik klasik khas Bach dan Mozart, atau musisi klasik yang lainnya bisa melahirkan sesosok Baby Einstein? Toh katanya sih jaga kesehatan selama hamil bisa meningkatkan kecerdasan janin.. Ada artikel disini yang mungkin bisa memberikan pencerahan ke bumil-bumil lainnya who lack of information like me hehe

But overall, emang ga ada salahnya kan untuk memainkan musik sejak si kecil di dalam kandungan. Kan intinya kita sebagai orangtuanya cuma bisa usaha ngasih yang terbaik buat calon baby hehe.. Saya sih berpegang sama statement yang pernah saya baca sebelumnya aja dari Janet DiPietro from Developmental psychologist Johns Hopkins University, that "Play music because you enjoy it, not because you're trying to make your unborn baby smarter. Music can help you relax, fall asleep, or perk you up if you have the pregnancy blahs. When a woman relaxes, that's good for the fetus and that's an indirect effect of music on the fetus,You can put on some tunes, kick up your heels, or dance around and have fun"

CD from Mothercare; @Rp 50,000

Enjoy your music, baby love!

Tuesday, March 18, 2014

Happy Valentine's Day!


Here's a little story about our Valentine's Day of 2014. Hubby made a surprise which he forget himselves actually. This is my late-valentine's-gift, a flower, a rose, a pink one! Wow, so not me -for the flower- and so not him who bought me a flower, LOL!

Back on the vals day, he was trying to be romantic like the others, yes, he bought me a flower and he hide it somewhere in our room (on the top of our closet actually). But he's tooootally forget of his own set-up and the valentine's day goes by with my little wishes of romantic surprise -deep inside- haha.

Few days later, while we're home and having some convo in bed, he's scrolling his social media and saw the picture of roses which posted by his friend. And yes, it's fortunately rings his bell of his own roses on top of our closet! Then he gave it to me to complete the surprises with a ticket and accomodation for our babymoon on that weekend.. Yay!

For my dear hubby, nice try dude! But you know, that's why I love you more and more each and every day..❤️

Pengajian 4 bulanan

Forgive me for all the late post here due to the lack of electricity and of course, internet connection during the time. Setelah struggling dengan banjir yang berkepanjangan dan (rasanya) tiada henti selama saya hidup di komplek perumahan saya; 5 times a week; akhirnya para orangtua pun memutuskan untuk menyelenggarakan pengajian "4 bulanan" dirumah (yang tepatnya baru sempet diadainnya sewaktu masuk di usia kehamilan 23 minggu hehe). Maksud awalnya sih syukuran untuk mendoakan si jabang bayi yang umurnya sudah masuk 4 bulan, dimana pada umur tersebut janin mulai ditiupkan ruh dan sudah ditentukan jalan hidupnya.
  
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sesuai dengan hadits tersebut di atas, kurang lebih menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.

Kenapa 4 bulanan? Kenapa bukan 7 bulanan?
Kalau untuk pertanyaan yang ini sih sebenernya awalnya saya dan suami juga kurang begitu paham, apalagi di keluarga kami yang lebih banyak Jawanya, kami lebih mengenal acara 7 bulanan daripada 4 bulanan. Pas banget lagi ngebahas sama orang tua, mereka menyarankan untuk mengadakan acara 4 bulanan saja yang katanya lebih sesuai dengan syari'at Islam (mungkin mengacu pada hadits diatas juga) daripada mengadakan acara "nujuh bulanan" yang lebih ke arah adat atau tradisi, selain itu juga memakan biaya yang ga sedikit (hihi emak-emak Mode: ON).

Ga ada konsep apapun sih, cuma acara santai, 'sederhana' (ala orangtua haha) dan yang diundang juga keluarga dan teman-teman dekat aja. Baca Al-Fatihah, beberapa surat pendek, Surat Ar-Rahman sebagai salah satu pilihan bacaan terbaik untuk merangsang pertumbuhan janin (tanpa bermaksud mengesampingkan surat-surat lain dalam Al-Qur'an loh ya..karena basically semua surat-surat itu baik, bahkan ibu saya lebih menyarankan saya untuk menghatamkan Al-Qur'an semasa hamil daripada hanya membaca beberapa surat tertentu yang dianggap baik secara berulang-ulang). Lagipula, waktunya juga ga memungkinkan karena surat-surat lainnya seperti Yusuf dan Maryam itu lumayan panjang hehe jadi cukup diwakilkan dengan QS. Ar-Rahman 1-78 ayat saja dengan ciri khas-nya yang menjadi favorit saya "Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban" yang artinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Subhanallah! 

Yah, walaupun dengan mual, pusing, muntah, and the other uncomfortable feelings yang muncul pas hamil, kehamilan pertama kami ini adalah nikmat yang tentunya ga bisa diukur kenikmatannya oleh apapun, apalagi didustakan? Naudzubillahiminzaliq! Atas nikmat dan rasa bersyukur inilah kami, terutama saya dan suami memohon kepada Allah agar mengabulkan doa kami untuk sehatnya calon bayi kami baik di dalam kandungan ini dan sesudah persalinan nanti, menjadi anak yang soleh/solehah, diberi kecerdasan yang baik dan dapat bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya, murah rezekinya, dan senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, amiiiin..

Setelah pengajian pun ada tausiah yang disampaikan oleh Pak Ustadz (lupa ih namanya maaf ya hehe) dan selanjutnya yang ditunggu-tunggu... makan siang! hehe.. Cateringnya yang dipakai Catering Ibu Heidi yang juga dulu kami pakai sewaktu acara lamaran dulu.. Awalnya langganan ibu saya di foodcourt kantor Sinarmas Land Plaza Tower 2, Thamrin Jakarta, yaa lumayan jadi primadona untuk makan siang disana walaupun harganya a little bit pricey. Acara pengajian hari ini selesai sekitar jam 2 siang dan selanjutnya saya langsung cusss nyuruh suami saya istirahat total karena pada hari itu suhu badannya tinggi banget dan diindikasikan gejala typhus huhu. Oiya lupa cerita, kalo pagi harinya sekitar jam 8, saya maksa nganterin suami ke RS terdekat karena suhu badannya sudah tinggi sejak hari sebelumnya. Karena pada 3 hari sebelumnya juga dia sudah tumbang karena demam dan batuk, akhirnya dokterpun menyarankan untuk tes darah dan setelah dicek hasilnya pun positif gejala typhus. :'(:'( Tetapi, semoga dengan adanya pengajian ini dapat membawa kebaikan pada semuanya, terutama untuk janin yang sedang aktif bergerak di dalam perut saya hihi.. Amin Amin Ya Rabbal 'Alamin. :)

  

 






doa yang baik untuk masa depan anak kita. Kita memohon kepada Allah agar ditentukan rezeki yang halal, luas, berkah, dan mudah dalam meraihnya. Serta agar anak kita diberikan umur yang berkah; senantiasa dalam ketaatan, dan mampu memberikan manfaat kepada orang lain, tidak menjadi orang yang pelit baik harta dan ilmu dan dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah. - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
doa yang baik untuk masa depan anak kita. Kita memohon kepada Allah agar ditentukan rezeki yang halal, luas, berkah, dan mudah dalam meraihnya. Serta agar anak kita diberikan umur yang berkah; senantiasa dalam ketaatan, dan mampu memberikan manfaat kepada orang lain, tidak menjadi orang yang pelit baik harta dan ilmu dan dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah. - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Swt mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan. - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Swt mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan. - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Swt mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Swt mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
Hadits tersebut di atas menjelaskan proses kejadian manusia:
  • 40 hari pertama berupa nutfah atau cairan kental,
  • 40 hari kedua menjadi ‘alaqah atau segumpal daging,
  • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging.
Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke-4 seperti itu Allah Swt mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Dan momen ini seringkali diperingati oleh masyarakat Islam dengan sebutan 4 bulanan - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim) - See more at: http://www.alquran-syaamil.com/2013/06/memahami-syukuran-kehamilan-4-bulan.html#sthash.QkLTzWiO.dpuf

Thursday, March 6, 2014

December 7th 2013, Bandung.

Hello, December!

We decided to take a little escape to Bandung. Dealing with 12 weeks of pregnancy that caused nauseous, queasy feeling in the stomach, and sometimes lead me to vomiting is too tiring for me as this is my very first pregnancy. Last time we went to Bandung is on May, to attend my bestfriend's wedding, Raisa-Abon, who also happened to pregnant (their age of pregnancy is almost 4 weeks younger than us hihi..), so this time we're kind of excited to go to Bandung again, the three of us. :)

We stayed at House Sangkuriang which costs us only Rp 840,000,- for 3 days 2 nights stay from Agoda hehe so lucky! We're plan to literally relaxing, waking up without the alarm, foodgasm all the time, and take a couple hour to meet our friends. Hmm, how we really love the breezy atmosphere of Bandung even it's a little bit rainy on that couple days..