Friday, May 9, 2014

SPD, Symphisis Pubic Dysfunction

Menjalani kehamilan di trimester ketiga ini memang bukanlah hal yang mudah. Berbagai pregnancy symptoms yang dialami memang terasa jauh lebih berat jika dibandingkan dengan di trimester sebelumnya, mungkin karena faktor baby bump yang membesar juga ya. Salah satu hal yang muncul dan sangat saya keluhkan adalah rasa nyeri / ngilu di bagian bawah perut sekitar selangkangan / rahim yang muncul ketika saya menggerakkan kaki, berubah posisi dari duduk ke berdiri, naik-turun tempat tidur, naik-turun tangga, berjalan, naik-turun mobil, bahkan ketika memakai sarung untuk shalat atau celana dalam.

Saat konsultasi bulanan pun saya sempat mengeluhkan mengenai hal ini, namun baik obgyn kami, Dr. Wulandari, dan bidan di RS pun menjawab bahwa hal tersebut normal dan alami dirasakan oleh setiap ibu hamil di kehamilan trimester akhir karena pengaruh bayi yang membesar dan mulai menekan ke bawah. Namun, jauh di dalam lubuk hati saya kurang dapat menerima jawaban tersebut begitu saja. Walhasil saya pun mulai bertanya-tanya mengenai pengalaman teman-teman lain dan juga melakukan "research" dari Om Google. 

Jawaban yang diberikan Om Google pun kurang lebih sama dengan jawaban dokter dan bidan yang saya sudah tanyakan sebelumnya. Tetapi, suatu hari ada seorang teman yang meng-share satu artikel dari sebuah forum dan saya yakin inilah jawabannya. SPD, Symphisis Pubic Dysfunction.
Symphysis Pubis Dysfunction (SPD) is a condition that causes excessive movement of the pubic symphysis either anterior or lateral, as well as associated pain, possibly because of a misalignment of the pelvis. (Source: Wikipedia)
 
Semakin dekat dengan HPL, hormon relaksin akan bekerja untuk memudahkan proses melahirkan, membuat ligamen menjadi rileks dan mudah regang. Ada satu kondisi dimana hormon dalam tubuh bekerja secara abnormal atau dalam hal ini terlalu giat bekerja sehingga menyebabkan ligamen di sekitar tulang pelvis terlalu rileks serta regang sebelum waktunya. Kondisi ini yang menyebabkan sendi pelvis berada dalam kondisi yang tidak stabil dan menimbulkan rasa nyeri dan ngilu di sekitar tulang selangkangan tersebut. Pelepasan homon tersebut jumlahnya maksimal pada usia kehamilan 38-42 minggu

Terdapat beberapa alternatif solusi untuk mengurangi keluhan dari SPD tersebut, diantaranya:
- Tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan.
- Hindari berdiri, berjalan dan jongkok terlalu lama.
- Tidak membawa / mengangkat atau mendorong barang yang berat.
- Duduk ketika melakukan pekerjaan yang membutuhkan waktu lama.
- Tekuk lutut dan rapatkan kedua kaki ketika hendak naik dan turun dari tempat tidur.
- Tidak terlalu banyak naik-turun tangga.
- Duduk di saat memakai celana atau sepatu.
- Memakai "maternity support belt" untuk membantu menyokong baby bump.

SPD dapat terjadi setiap saat selama kehamilan (di sekitar pertengahan usia kehamilan seperti saya) atau setelah melahirkan. Katanya sih, kebanyakan wanita membaik setelah bayi mereka lahir, meskipun beberapa masih memiliki rasa sakit ketika bayi mereka berusia setahun. Beberapa menyarankan untuk melanjutkan usaha penyembuhan dengan fisioterapi setelah melahirkan karena telah ditemukan di beberapa mantan penderita yang merasakan nyeri berulang setiap bulan tepat sebelum datang bulan. Hal ini disebabkan oleh kerja hormon yang memiliki efek mirip dengan hormon relaxin kehamilan. Satu hal yang membuat saya kurang nyaman dari sekarang adalah jika sebelumnya seorang wanita telah mengalami SPD sewatu kehamilan pertamanya, kemungkinan besar rasa ngilu / nyeri dari SPD tersebut akan terulang kembali di kehamilan-kehamilan berikutnya. Tapi bagaimanapun itu saya tetap mencoba ikhlas dan pasrah, rasa sakit yang dialami tidak sebanding dengan rasa syukur yang saya rasakan dalam menyambut kelahiran buah hati kami yang inshaa Allah akan hadir di tengah-tengah kami pertengahan Juni ini. We just can't wait to meet you, dear our handsome baby boy! :)